Disusun oleh :
Lia Nurliyawati
Kelas : XII IPA 2
Alamat : Jln. Warga Baru RT. 06 RW. 02 Ds. Ciwareng Kec. BBC
MADRASAH ALIYAH NEGERI I PURWAKARTA
Jl. Veteran No. 299 Telp. (0264) 201723
Disusun oleh :
Lia Nurliyawati
Kelas : XII IPA 2
Alamat : Jln. Warga Baru RT. 06 RW. 02 Ds. Ciwareng Kec. BBC
MADRASAH ALIYAH NEGERI I PURWAKARTA
Jl. Veteran No. 299 Telp. (0264) 201723
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, berkat limpahan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang akan dijadikan bahan situs ini.
Makalah ini dirancang untuk memberikan arahan dan tuntutnan bagi saya untuk menyusun situs. Isi makalah ini bersumber dari berbagai buku, guru dan media lainnya.
Terakhir, ucapan terima kasih saya kepada semua sumber yang membantu penyusunan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat membantu saya dalam mengerjakan tugas selanjutnya.
1. Latar Belakang
Makalah ini disusun guna melengkapai sebagian dari tugas yang telah diberikan.
Pada makalah ini kita dapat lebih tahu sebagian pelajaran yang sudah dibahan contohnya : jenis karangan, kalimat aktif, silogisme dan lain-lain, yang bisa kita jadikan sumber untuk belajar. Materi dalam makalah ini dikemas dengan bahasa yang komunikatif sesuai dengan tingkat pemahaman kita.
2. Manfaat
- Dapat membantu kita dalam memahami materi
- Menambah pengetahuan dan wawasan
- Mendapat pelajaran baru
3. Tujuan
- Mengajak kita lebih aktif dan cepat menguasai materi
- Memberi corak berbeda yang positif dalam kehidupan sehari-hari
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Pendahuluan...................................................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
Kompetensi 3.................................................................................................................... 1
A. Jenis Karangan
B. Silogisme
C. Pola Pengembangan Paragraf
D. Kata Baku, Kata Tidak Baku dan Kata Serapan
E. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
F. Kata Ulang (Redupikasi)
G. Kata Penghubung
H. Imbuhan ter-
I. Frase
J. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
K. Kalimat Minor, Mayor, Lansung, Tidak Langsung
L. Kalimat Majemuk
Penutup............................................................................................................................. 19
Daftar Pustaka................................................................................................................... 20
Latihan Soal...................................................................................................................... 21
A.
1. Narasi atau Cerita
Narasi atau cerita adalah suatu bentuk karangan yang serangkaian kejadian yang ditata berdasarkan urutan waktu. Dalam karangan jenis ini umumnya ada pelaku, peristiwa, konflik dan penyelesaiannya.
Dalam membuat karangan jenis narasi perlu diperhatikan :
a. Mampu membuat ide cerita yang baru
b. Dapat menerapkan penokohan yang tepat
c. Dapat mengutarakan
d. Dapat menggunakan
Karangan narasi biasanya dibangun dari beberapa aspek yang saling berkaitan. Aspek-aspek itu adalah :
a. Tema (ide cerita)
b. Plot (jalan cerita)
c. Setting (tempat terjadinya cerita)
d. Penokohan (tokoh-tokoh dalam cerita)
e. Suspense (episode cerita)
f. Point of view (
2. Deskripsi atau Lukisan
Deskripsi atau lukisan adalah suatu jenis karangan yang melukiskan perilaku seseorang, suatu keadaan, suasana suatu peristiwa, atau suasana tempat tertentu. Dalam karang yang dilihat, dirasa, didengar, maupun melukiskan sesuatu yang dilihat, dirasa, didengar, maupun yang dialaminya dengan baik dan berkesan hidup.
Langkah-langkah dalam menyusun karangan deskripsi adalah :
a. Menentukan topik atau tema karangan
b. Menetapkan tujuan
c. Mengadakan pengamatan di lokasi
d. Mengumpulkan bahan
e. Membuat kerangka karangan
f. Menggabungkan kerangka (memulai proses penulisan)
3. Eksposisi atau Paparan
Eksposisi adalah suatu bentuk karangan yang memaparkan sebuah gagasan atau ide dengan memberikan keterangan atau penjelasn yang detail. Dalam karangan ini umumnya berisi penjelasan atau pemaparan pokok masalah yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.
Langkah-langkah dalam penyusunan karangan eksposisi adalah :
a. Menentukan topik paparan
b. Menentukan tujuan paparan
c. Membuat kerangka karangan
d. Mengembangkan kerangka karangan
4. Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Jenis karangan ini bersifat obyektif, karena berisi gagasan atau ide yang dilengkapi bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau menyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
Langkah-langkah dalam menyusun karangan argumentasi adalah :
a. Membuat topik terlebih dahulu
b. Menetapkan tujuan karangan
c. Melakukan observasi lapangan
d. Membuat kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka karangan
f. Membuat kesimpulan
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang mengutarakan bukti-bukti yang kuat dan bertujuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi pembaca agar mau bertindak sesuai yang diharapkan penulis. Karangan ini disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, ada penjelasan, bukti dan fakta. Penulis berharap dapat mempengaruhi pembaca sehingga dia tersugesti oleh isi bacaan tersebut.
Jenis karangan persuasi dapat dilihat pada khotbah, iklan (promosi). Propaganda dan sebagainya. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan karangan persuasi adalah :
a. Menentukan topik atau tema persuasi
b. Menetapkan tujuan persuasi
c. Mengadakan pengamatan terhadap objek sasaran
d. Membuat kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka karangan
f. Membuat kesimpulan.
A.
Dalam menarik suatu kesimpulan sering digunakan penalaran yang dinamakan silogisme. Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsi kategori yakni dua premis dan satu kesimpulan. Masing-masing premis itu yakni premis mayor (premis umum) biasanya disingkat PU dan premis minor (premis khusus) bisanya disingkat PK.
Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)
Permis Khusu (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)
Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
Contoh :
Silogisme salah yaitu silogisme yang salah satu premisnya salah atau mungkin penalarannya salah, maka kesimpulannyapun tentu akan salah sehingga penarikan kesimpulannya sering tidak logis dan tidak dapat dipercaya kebenarannya.
Contoh :
PU : Prasetyo pelajar teladan
PK : Prasetyo putra seorang guru
K : Putra seorang guru pasti pelajar teladan
Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaran.
Contoh :
PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa
PK : Lisa ingin sukses
K : Lisa harus belajar dan berdoa
Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A.
Penalaran adalah suatu cara berfikir secara tepat, runtut, dan logis untuk mengarah pada kesimpulan yang akurat. Dalam mengemukakan suatu pendapat atau mengambil kesimpulan, pengetahuan ini sangat penting. Pengetahuan ini diperlukan untuk membantu kita menata argumen-argumen yang dikemukakan. Hal ini untuk memudahkan pembaca menerima suatu masalah yang dipaparkan disebabkan pengaturan pikiran yang sangat logis.
1. Penalaran Induksi
Penalaran induksi adalah penalaran yang dimulai dari peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian beranjak ke peristiwa yang sifatnya umum. Secara umum penalaran induksi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Penalaran Generalisasi
Penarikan penalaran berdasarkan data yang sesuai dengan fakta (data). Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Jenis penalaran ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian menuju peristiwa-peristiwa yang umum.
b. Penalaran Analogi
Penalaran ini membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan. Berdasarkan banyaknya kesamaan tersebut ditariklah suatu kesimpulan. Penalaran jenis ini berdasarkan dari dua peristiwa khusus yang mempunyai kesamaan satu dengan yang lain untuk diambil kesimpulan : apakah apa yang berlaku pada satu hal itu berlaku pada sesuatu hal lainnya.
c. Penalaran Sebab Akibat
Penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab kemudian disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat. Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sampai dengan kesimpulan peristiwa itu merupakan akibat dari suatu fenomena. Penalaran Induksi hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Hubungan Sebab Akibat
Pertama-tama dikemukakan peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab, sampai kemudian pada kesimpulan yang menjadi akibat.
2) Hubungan Akibat Sebab
Pada awalnya dikemukakan peristiwa yang menjadi akibat selanjutnya dikemukakan peristiwa-peristiwa yang menjadi penyebabnya.
3) Hubungan Sebab Akibat 1 – Akibat 2
Dalam hubungan ini dikemukakan sebab dapat menimbulkan lebih dari satu akibat. Akibat yang pertama dapat menjadikan sebab yang akan menimbulkan akibat yang kedua dan seluruhnya.
2. Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi adalah penalaran yang dimulai dari peristiwa-peristiwa yang umum mengarah pada kesimpulan yang khusus. Penalaran jenis ini dapat digambarkan dengan diagram berikut :
Premis adalah suatu pernyataan yang berguna sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Dalam penalaran deduksi menarik kesimpulan dapat dengan cara :
a. Menarik kesimpulan dari satu premis :
Contoh :
Premis : Semua siswa SMA memakai seragam abu-abu putih.
Cindy seorang pelajar SMA.
Kesimpulan : Cindy pasti memakai seragam abu-abu putih.
b. Menarik kesimpulan dari dua premis
Contoh :
Premis I : Angkatan Darat adalah anggota TNI
Premis II : TNI mempunyai seragam khusus
Kesimpulan : Angkatan darat pasti mempunyai seragam khusus.
Kesimpulan yang kita utarakan harus dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
1) Premis harus benar
2) Penalaran yang menuju pada kesimpulan harus benar.